Al-qur’an sebagai Kalamullah yang diturunkan kepada RasulNya menjadi pegangan hidup dunia dan akhirat, memiliki porsi perhatian yang sangat besar dari kalangan sahabat, tabi’in, dan ulama salaf terdahulu. Begitu besar perhatian ini sehingga pada zaman Rasul, beliau memerintahkan para sahabat untuk tidak menulis melainkan Al-qur’an. karena ditakutkan adanya percampuran antara teks al-qur’an dengan yg lainnya. Diantara para sahabat banyak yang hafal Al-qur’an diluar kepala. Setiap ada ayat baru turun, rasul langsung memerintahkan para sahabat untuk menulisnya di pelepah-pelepah kurma dan pepohonan. Ini karena minimnya sarana penulisan saat itu.
Begitulah perjalanan Al-qur’an dari generasi ke generasi. Sejak awal abad meninggalnya Rasul. Kemudian dilanjutkan oleh khulafa Ar-Rasidin dan para tabi’in dari abad ke abad hingga saat ini teks Al-qur’an tetap murni terjaga keabsahan dan validitasnya tanpa ada perubahan satu hurufpun
Tumbuh suburnya karya-karya ulama salaf terdahulu dari abad ke abad mengenai Al-qur’an dan ilmunya menjadi salah satu bukti besarnya pertahatian terhadap ilmu Al-quran. Hingga pada abad ke-8 H lahirlah salah satu punggawa ternama Al-qur’an yang telah banyak menelurkan karya besar dalam ilmu al-qur’an. Beliaulah yang biasa kita kenal saat ini dengan sebutan Al-Imam As-Suyuti.
TUMBUHNYA AL-IMAM AS-SUYUTI
Belilaulah Jalaluddin Abdurrahman Ibnu Kamal Abu Bakr Muhammad Ibnu Sabiq Al-Din Ibnu Al-Fahkr Utsman bin Fakhiruddin bin Muhammad bin Saifuddin khadar bin Najmuddin bin sholah Ayyub Ibnu Nasiruddin Muhammad Ibnu Syeihk Hammahuddin Al-Hamam Al-Khadiry Al-Asyud.
Beliau lahir setelah shalat magrib,malam ahad pertengahan bulan rajab tahun 849 H. Beliau berafiliasi bersama keluarganya di kota Asyud sejak beberapa generasi sebelumnya, dan diperkirakan asal asli keluarga beliau dari Masriq.
Al-Iman As-Suyuti tumbuh besar di lingkungan keluarga yang berpendidikan, dan terkenal berilmu. Ayah beliau meninggal saat beliau berusia 5 tahun. Sejak itu pula beliau mulai menghafal Al-qur’an dan hadist. Kemudian dilanjutkan dengan mempelajari ilmu-ilmu agama. Mulai kecil telah tampak pada diri beliau kecerdasan dan intelegensi yang sangat luar biasa. Sebagaimana beliau berkata tentang riwayat hidupnya:
“Aku hidup sebagai seorang yatim, aku hafal al-qur’an saat umurku kurang dari delapan tahun, kemudian aku mengahafal kitab “al-umdah” dan “minhaju al-fiqh dan ushul” dan “Alfiyah Ibn Malik”.
Semua ini selain suatu anugerah Allah yang maha kuasa, faktor keluarga juga sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian As-Suyuti sehingga bisa menjadi ulama yang menguasai banyak cabang ilmu agama. Diketahui bahwa ayah beliau adalah salah satu ulama terkemuka saat itu yang menguasai ilmu-ilmu agama bahkan sempat menjabat sebagai mufti untuk daerah Asyud. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa sejak kecil beliau tumbuh dalam lingkungan ilmiah. Yang menjunjung tinggi akan arti pentingnya ilmu.
AKHLAQ DAN KEPRIBADIANNYA
Tidaklah As-Suyuti terkenal hanya dengan julukan sosok pribadi yang berilmu luas, sebagaimana teracatat dalam sejarah perjalan islam. Tetapi lebih dari itu beliau dikenal memiliki akhlaf dan sifat terpuji yang menjadikannya memiliki kedudukan yang mulia dihadapan tuhan dan manusia.
KARYA-KARYA AL-IMAM AS-SUYUTI
As-Suyuti adalah salah satu ulama yang sangat produktif dalam menghasilkan karya. Hasil pemikiran beliau begitu melimpah hingga mencapai 792 buku. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh penulis buku”al-matoli as-saidah fi syarhi al-faridah”. Bukan hanya dalam bidang Al-qur’an tetapi dalam bidang lain seperti: fiqh, balaghah, sejarah, tasawwuf, kedokteran, juga ilmu logika. Dibawah ini disebutkan beberapa karya-karya beliau yang termashur
Bidang tafsir dan ilmu al-qur’an:
-al-itqhan fi ulum al-qur’an
-tafsir jalalain
-tabaqot al-mufassirin
-lubbabu an-nuqul fi asbabi an-nuzul
Bidang hadist:
-tanwir al-hawaik fi syarhi muwatta al-imam malik
-al-jami al-kabir
-al-jami as-shagir
Itulah beberapa sampel buku karya beliau yang hingga kini tetap dibaca dan berguna bagi umat muslim khususnya. Beliau telah meninggalkan warisan yang luar biasa yang tidak bisa dinilai dengan materi. Memberikan dampak signifikan guna penyebaran dan kejayaan islam.
WAFATNYA AS-SUYUTI
Beliau wafat malam jum’at 13 umadil la 911 H. Setelah 7 hari tidur diperbaringan karena ditimpa penyakit tumor yang sangat ganas di lengan sebelah kiri. sehingga genaplah usia beliau 61 tahun saat meninggalkan dunia fana ini. Lalu beliau di makamkan di sebelah makan ayahnya di “hush kusun”.
No comments:
Post a Comment