Friday 5 October 2012

Syaikh Albani wahabi mengubah Kitab Jami’ushaghir Imam Suyuti


WASPADAI KITAB WAHABI ABAL-ABAL BERLABEL ORIGINAL


Kitab Al-Jamius Shaghir ditulis oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi. Nama lengkap beliau adalah Jalaluddin abdurrahman ibn Kamaluddin Abi Bakr ibn Muhammad al-Suyuthi. Beliau lahir tahun 849 H atau tahun 1445 M di Asyuth Mesir dari keturunan orang-orang terkemuka di negeri itu dan wafat tahun 911 H atau 1505 M. Ayah beliau wafat pada waktu beliau berumur 6 tahun, sehingga beliau tumbuh sebagai anak yatim.
Untuk memuaskan dahaganya akan ilmu, maka selain di negerinya sendiri, beliau pun mencari ilmu dan merantau ke negeri-negeri seperti Syam, Hijaz, Yaman, India, Maghribi, dan negeri-negeri lain; serta berguru pada para ulama terkenal yang menguasai berbagai disiplin ilmu saat itu, yang jumlahnya kurang lebih 150 orang. Di antara ulama itu ialah Syaikh Syihabuddin al-Syarmasahi, Syaikhul Islam Alamuddin al-Bulqini, putera al-Bulqini, Syaikhul Islam Syarafuddin al-Manawi, Taqiyuddin al-Syibli, Muhyiddin al-Khafiji, Syaikh al-Hanafi, dan lain-lain. Bidang keilmuan yang beliau kuasai sangat luas, antara lain Tafsir, Hadits, Fiqh, Nahwu, Ma’ani, Bayan, dan Badi’ menurut cara orang Arab yang baligh, bukan menurut cara orang Ajam (non-Arab) dan ahli-ahli filsafat (keterangan ini dapat diperoleh dalam kitab beliau Husnul Muhaadlarah).
Sesungguhnya kitab hadits Al-Jami’ Ash-Shaghir karangan Al-Hafidz As-Suyuthi merupakan salah satu kitab hadits yang paling lengkap pokok pembahasannya, paling banyak manfaatnya, paling sederhana penyusunannya. dan yang menjadi kekhasan kitab ini adalah hadits-hadits yang tercantum diurutkan berdasarkan urutan huruf hijaiyah.Kitab jamius Shaghir beliau selesaikan pada tahun 907 H, 4 tahun sebelum beliau wafat (911 H). Dan ini sungguh suatu jihad yang dilakukan oleh seorang ulama untuk mengumpulkan dan menyusun sebuah kitab sehingga manfa’atnya dapat dirasakan oleh ummat setelahnya. Beliau juga menyusun secara terpisah appendix (lampiran) bagi kitabnya ini dengan judul Ziyaadah Al Jami’. Dalam salah satu tulisannya beliau berkata,”Ini adalah appendix bagi kitab karangan saya yang bernama Al Jamius Shaghir Min hadits Al basyir An Nadzir, dan saya memberinya nama Az Ziyadah Al Jami’. Kode yang terdapat dalam appendix ini sam dengan kode dalam kitab Al Jami’, dan susunannya pun sama dengan yang terdapat dalam kitab Al jami’”
Akan tetapi masih banyak koreksi hadits dari para ulama yang lain diantaranya Al-Imam Al-Mannawi -rahimahullah- dalam kitabnya Al-Faidhul Qodir Syarh Al-Jamius Shaghir, juga Appendix kitab Al-jami’, yakni Az-Ziyadah Al-Jami’ juga beliau komentari dalam kitabnya Miftah As-Sa’dah bi Syarhi Az-Ziyadah. Dalam kitabnya ini, Beliau berupaya mengkritisi derajat hadits yang terkandung dalam kitab Al-Jamius Shaghir, namun sayangnya tidak semua hadits beliau teliti.
Entah dengan alasan tersebut atau maksud lain, maka seorang yang katanya ulama hadits tapi belum punya julukan AL-HAFIZH tetapi berani membuat KITAB TANDINGAN JAMI’US SHAGHIR. Orang ini namanya tersohor dikalangan WAHABI SALAFI tapi keulama’annya terdengar ANEH ditelinga Ahlussunnah wal Jama’ah pada umumnya. Siapa dia kalau bukan Nashiruddin Al-Albani yang mengklaim dirinya telah menyempurnakan kitab Jami’us Shaghir dengan LABEL SHAHIH AL-JAMI’ ASH-SHAGHIR WA ZIYADATUH. Juga begitu beraninya Al-Bani ini mendho’ifkan banyak hadits shahih Imam Bukhari.
Untuk membedakan mana Kitab Jami’us Shaghir milik Ahlussunnah Imam Suyuthi dan Kitab Jami’us Shaghir milik WAHABI SALAFI karangan Al-Bani perhatikan gambar dibawah ini.
Jami’us Shaghir As-Suyuthi syahadatnya memakai kata “SAYYIDINA.” Dan tidak melabelkan kata SHAHIH. Hal ini menggambarkan katawadhuan beliau akan kekurangan-dan kelemahan sebagai manusia yg tidak bisa terlepas dari kesalahan.
Bandingkan dengan Jami’us Shaghir karangan Al-Bani yang dengan bangganya melabelkan kata “SHAHIH” yang dimana secara nalar sehat menggambarkan kegeniusan dan hapalannya akan ilmu dan hadits-hadits Nabi, meskipun dia belum memiliki julukan AL-HAFIZH (banyak menghapal hadits-hadits Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam), dan juga tidak mau menyebutkan kata “SAYYIDINA” dalam membaca syahadat Rasul.
Ikhwan wa Akhwat fillah…………..hati-hati dan waspada dengan propaganda ulama-ulama WAHABI SALAFI yg bisanya hanya menyalahkan, mendho’ifkan kitab-kitab ulama salaf dan hadits-hadits Nabi, sementara mereka tidak lain hanyalah ulama pemecahbelah umat islam, terutama NASHIRUDIN AL-ALBANI tukang servis jam beralih menservis HADITS SHAHIH menjadi HADITS DHO’IF. Wallohul musta’an wa bish-shawab



TARIKH KHULAFA - Imam Suyuti









TARIKH KHULAFA
Imam Suyuti
terjemahan terbitan Pustaka Kautsar
RM 55.00


Zaman terus berputar, peristiwa sejarah akan berulang, hanya pelaku, tempat dan situasinya berbeda. Putaran zaman mempergilirkan antara kebaikan dan keburukan. Dan kondisi suatu zaman akan sangat dipengaruhi oleh siapa yang menjadi pemimpinnya saat itu. Hal ini dapat kita saksikan pada perjalanan umat Islam dari semenjak masa kenabian, masa khulafa-'urrasyidin serta masa kedinastian Bani Ummayah dan Bani Abbasiyah.

Kekhilafahan mengalami masa keemasan pada masa-masa khulafa'urassyidin terutama pada masa Khalifah Abu Bakar, Umar dan setengah dari masa kekhilafahan Utsman bin Affan. Setelah berakhirnya masa khulafa-'urrasyidin, kekhilafahan berpindah secara turun temurun, adakalanya berada di tangan orang shalih dan adakalanya berada di tangan orang yang zhalim dan durhaka. Namun bagaimanapun kondisi mereka tetap lebih baik dibanding dengan masa pasca kejatuhan khilafah.

Imam As-Suyuthi, seorang ulama besar yang hidup antara tahun 849-911 H, mengungkap perikehidupan para khalifah (penguasa) berdasarkan periwayatan yang terpecaya dan komentar-komentar para ulama yang langsung menjadi pelaku sejarah. Karya beliau merupakan warisan yang sangat berharga karena kaya dengan pelajaran yang mendalam dan menjadi rujukan sepanjang zaman bagi umat yang ingin memahami sejarah para penguasa pendahulunya.

Laman sesawang ini menyediakan banyak kitab dari imam tersohor termasuklah imam suyuti .
Sumber : http://pondokbuku-rkukaudya.blogspot.com/2009_07_01_archive.html

Alfiyyat al-Suyuti fi 'ilm al-Hadith: Imam Suyuti, Small



Alfiyyat al-Suyuti fi \'ilm al-Hadith: Imam Suyuti, Small
Alfiyyat al-Suyuti fi 'ilm al-Hadith
Author
 Imam Jalaludin 'Abdul Rahman Bin Abi Bakr As-Suyuti
Paperback 222 Pages (Pocket Size)Published by Darussalam, Egypt
About the Book:
Alfiyyat al-Suyuti fi 'ilm al-Hadith, translated as The thousand poem lines regarding Hadith science, is one of the approved and accredited texts in the study of hadith science by one of the last Mujtahid and Hafidh Imam As-Suyuti. In it he explains every category of hadith science in a easy way that leaves out nothing which in turn makes easy memorisation for students needing to commit this to memory.

 
IDEAL FOR STUDENTS IN HADITH SCIENCE
About imam As-Suyuti:
Imam Jalaludin 'Abdul Rahman Bin Abi Bakr As-Suyuti, is Imam Jalal al-Din al-Misri al-Suyuti al-Shafi`i al-Ash`ari, also known as Ibn al-Asyuti 849-911AH /1445-1505),, the mujtahid imam and renewer of the tenth Islamic century, foremost hadith master, encyclopedist, historian, and biographer and probably one of the most prolific of all Islamic writers. There are an enormous number of his essays and treatises preserved today. A number of his writings concerned scientific topics or issues related to natural science and food and regimen, amongst other things
From Asyut in Egypt,he was among the most renowned and prolific Muslim scholars of all time. He wrote more than 300 books, covering every aspect of the Islamic sciences. He memorized the Qur’an at the age of ‘eight, and then went on to study with more than 150 scholars. He travelled extensively in his quest for knowledge — to Damascus, Hijaz, Yemen, India, Morocco, and the lands south of Morocco, as well as in Egypt.
Al-Suyuti devoted his life to learning, teaching and writing. He was noble, abstinent and self-sufficient, distancing himself from people of rank and power and living on what he earned by teaching. Major writings of al-Suyuti that remain widely used today include al-Itqan, on the Qur’anic sciences; and Tafsir al-Jalalayn, which he completed when only 22.



membeli kitab secara online
ada banyak lagi jenis kitab yang disediakan dari Imam as Suyuti .
lihat disini